Rabu, 18 Oktober 2017

STRUKTUR FILSAFAT IMAM ILMU AL-GHAZALI


MAKALAH
STRUKTUR FILSAFAT  ILMU IMAM AL-GHAZALI

Description: Description: C:\Users\Public\Pictures\IAIIG.jpg

Disampaikan Untuk Memenuhi Tugas:

                                               Mata Kuliah   : Filsafat Imam Al-Ghazali
                                               Dosen             : Misbah Khusurur, SHI.,MSI.
                                               
                                                  Siti Salimatun Suburiyah (1623211012)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
CILACAP 2017

KATA PENGANTAR


     Dengan  menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah filsafat ilmu al-ghazali yang bertema ( Struktur Filsafat Ilmu  Al-ghazali)
     Adapun makalah Filsafat Ilmu Al-Ghazali telah kami usahakan semaksimal mungkin, namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah kami yang masih jauh dari kesempurnaan.
     Akhirnya penyusun mengharapkan, semoga dari makalah Filsafat Ilmu Al-Ghazali  ini tentang (Struktur Filsafat Ilmu Al-Ghazali) kita dapat mengambil manfaat yang ada di dalam kandungan pembahasan filsafat ini.


Cilacap, 8 Mei ,2017

Penyusun





 

DAFTAR ISI



 


BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Struktur Filsafat Ilmu Al-Ghazali ialah sebuah cabang-cabang  ilmu yang akan yang mampu memberikan solusi yang tepat lantaran (lima pondasi) sebagai Aksioma, Postulat, paradigma, atau Asumsi Dasar. Karna pada dasarnya ilmu adalah sebuah kemajuan dan kebahagiaan umat islam yang hingga sampai saat ini masih banyak sekali manusia yang membutuhkan akan (Ilmu Pengetahuan) yang membuat kita semakin ingin mengetahuai bagaimana cara mengatur pengetahuan hingga menjadi yang benar.

B.     RUMUSAN MASALAH

Dalam hal ini kami akan berusaha membahas tentang Struktur Filsafat Ilmu Al-Ghazali dan cabang-cabang apa, dan pertahapanya.
1.      Apa Pengertian  Stuktur Filsafat Ilmu Al-Ghazali?
2.      Apa Pengertian Struktur Prosesial?

C.     TUJUAN

1.      Untuk mengetahui Struktur Filsafat Ilmu Al-Ghazali.
2.      Untuk mengetahui Struktur Prosesial.





BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Struktur Filsafat Ilmu Al- Ghazali

 

      Untuk memberikan solusi yang tepat, kita harus membangun filsafat ilmu di atas lima fondasi  sebagai aksioma, postulat, paradigma atau asumsi dasar, yaitu:
(1) bahwa ada sesuatu diluar mental subjek, yang mempunyai substansi dan esensi sendiri;
(2) Untuk mengetahui atau menangkap substansi dan esensi  sesuatu sesuatu itu, selain Allah, ada jalannya;
(3)  manusia sebagai subjek ilmu memiliki. Potensi dn kapabilitas untuk menelusuri jalan itu;
(4) bahwa tangkapan dan pernyataan subjek terhadap objek, atau ‘gambar” (representasi) objek      pada mental subjek dan pernyataan, yang cocok atau sesuai dengan realitas objek sendiri berdasarkan jalan tertentu,  itulah hakikat ilmu; dan
(5) bahwa ilmu adalah untuk kemajuan dan kebahagiaan abadi umat manusia.
     Di atas kelima pustulat itulah, filsafat ilmu Al- Ghazali sebagai sebuah sistem yang komprehensif dibangun. Empat yang pertama disarikanya dalam statemen berikut:
نماالحق ان الاْشياءلهاحقيقةوالى دركهاطريق وفى قوام البشر سلوك ذلك الطريق لوصادف مرشدابصيرا̣̣̣[1]وا                                                                                                                                                                                                                       
Artinya: 
“Yang benar adalah bahwa segala sesuatu mempunyai hakikat (esensi). Untuk menangkap hakikat segala sesuatu itu, ada jalannya, dan adalah dalam kesanggupan manusia menelusuri
Jalan itu bila ia mendapatkan pembimbing yang melihat.”
      Dalam statemen di atas, kata “hakikat” diterjemahkan sebgaimana aslinya (hakikat), dengan pemaknaan “esensi” dalam kurung, untuk menghindari rduksi dan menunjukkan bahwa yang dimaksud Al-Ghazali adalah esensi dalam arti inti atau kenyataan dalam dari sesuatu yang inhern di dalam sesuatu itu.

Sering memakai kata haqiqat mahiyyah, dan huwiyyah yang semakna dengan “esensi”,yakni “satiyyat al- syai” ( jati diri sesuatu), baik dalam arti diatas, yang dilawankan dengan aksigen,eksistensi, dan form maupun dalam arti “universal”seperti dalam definisi “ manusia adalah hewan berfikir.”Dalam arti pertama, Al-Ghazali mengatakan misalnya:
وقولهم انه وجود بلا ماهية خارج عن المعقول̣[2].....بل ان له حقيقة مو صو فة بالوجود

Artinya:
“Tetapi sesungguhnya Dia (Allah) mempunyai hakikat (“esensi”) yang disifati dengan “eksistensi”....,dan tesis mereka bahwa Dia adalah ” eksistensi” yang tidak mempunyai “esensi” (mahiyyah) ialah irasional.”
Statemen di kemukakan Al-Ghazali sesudah mengkritik dua aliran epistemologi, realisme-rasionalisme yang terlalu cepat menyakini sesuatu dan memandang semua argumen sebagai “ burhan “dan idealisme subjektif serta fenomenalisme yang menafikan kemampuan manusia untuk menangkap kebenaran dan menempuh jalan-jalanya.
            Statemen tersebut mengandung :
1)      Asumsi dasar ontologis objektif, yaitu bahwa segala sesuatu mempunyai hakikat
2)      Asumsi dasar, yaitu epistemologis-metodologis yaitu bahwa untuk menangkap hakekat segala sesuatu ada jalannya
3)      Asumsi dasar subjektif-psikologis, yaitu bahwa dalam kesanggupan manusia menelusuri jalan itu bila ia mendapatkan pembimbingan yang melihat
4)      Asumsi dasar substansial-produktif  yaitu bahwa tangkapan subyek terhadap objek yang dihasilkan melalui jalan tertentu dan sesuai jalan realitas objek sendiri , itulah hakekat ilmu
Filsafat Ilmu Al-Ghazali  perlu didekati secara historis, kronologis untuk menangkap struktur prosesialnya dan secara sistematik-filosofis untuk menangkap struktur esensialnya. Dari sudut struktur esensial, ia tersusun dari paradigma metafisis, baik ontologis maupun kosmologis weltanschauung yang membentuk konsep-konsep epistemologis sekaligus aksiologisnya. Akan tetapi analisis-sintestik terhadap riwayat hidup serta pengakuanya dalam al-munqiz, ditambah statemen-statemenya dalam beberapa kitab menyimpulkan bahwa Filsafat Ilmu Al-Ghazali adalah sebuah sistem atau moderasi antara dogpatisme dan skeptisime absolut.


B.     Struktur Prosesial

Struktur dari proses dan  prosedur penelitian ilmiah yang harus ditempuh secara sistematik untuk mencapai ilmu. Dari sudut struktur prosesial, ia mencangkup sembilan langkah sistematik, atau “sistem sembilan tahap” yang terbagi tiga, sebagai berikut:
       I.            Tahap pra-penelitian
1.      Identifikasi masalah
2.      Penetapan tujuan penelitian (tercapainya ilmu)
3.      Intropeksi dan skeptik
    II.            Tahap proses penelitian
4.      Tahap ontologis dasar, Asumsi dasar (yaqiniyyat)
 III.            Tahap epistemologis
5.      Metodologi (sarana dan cara) mencapai ilmu fase I;
6.      Penyimpulan fase I (sebagian final, berupa imu yaqini atau dugaan kuat, sebagian tentatif)
7.      Aplikasi praktis (dugaan kuat) untuk penyempurnaan jiwa
8.      Tercapainya kasyf (musyahadah yaqiniyyah) dan ilmu yaqini sebagai pembuktian dan ilmu final
 IV.            Tahap akhir (Aksiologis Akhir)
9.      Tercapainya kebahagiaan abadi (sa’adah abadiyyah)

Dengan demikian problem problem Filsafat Ilmu Al-Ghazali adalah problem penyingkapan realitas seluruhnya pada segenap faset seutuhnya dengan derajat ilmu yaqini (ilmu yang kebenaranya pasti), berdasarkan mmetodologinya ilmiah tertentu, untuk mencapai kebahagiaan abadi. Pokok pandanganya ini terefleksikan dalam keseleluruhan bangunan filsafat ilmu tesis-tesis ilmiyah sendiri.











BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN


Struktur Filsafat Ilmu Al-Ghazali ialah cabang-cabang ilmu yang menganalisis sebuah kebenaran ilmu dan bagaimana manfaat kegunaanya, dan cara penggapaianya dalam tingkat akhir (final), sesuai dengan final yang di inginkan, dengan demikian cara berfikir ini melalui logika manusia, yang selalu penuh pertimbangan dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi guna mendapatkan sebuah ilmu yang kebenaran.









DAFTAR PUSTAKA


DR.H.Saeful Anwar, M. (2007). Bandung: Filsafat Iimu Al-Ghozali.






[1] Filsafat Ilmu Al-Ghazali/ DR. H.Saeful Anwar, M.A.Bandung: Pustaka Setia,2007,hlm 84-89
[2]Filsafat Ilmu Al-Ghazali/ DR. H.Saeful Anwar, M.A.Bandung: Pustaka Setia,2007,hlm 84-89