TOKOH-TOKOH
FILSAFAT ISLAM DAN PEMIKIRANNYA
Filsafat berasal dari bahasa Yunani
yaitu Philosophia atau Philosophos; “philo” berarti
cinta dan “sophia” atau “sophos” berarti pengetahuan atau
kebijaksanaan. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat berarti
cinta pengetahuan atau cinta kebijaksanaan. Cinta disini berarti rasa ingin
mencapai sesuatu, dan pengetahuan disini berarti tahu dengan sangat mendalam
sampai ke akarnya.
Pembahsan kali ini adalah tentang tokoh-tokoh filsuf
Islam dan pemikirannya. Filsafat sendiri merupakan hasil berfikir tentang
hakikat dengan sistematis, radikal, dan universal. Sedangkan Filsafat Islam
yaitu pemikiran para filfus tentang ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam
semesta yang didasarkan pada ajaran Islam dalam suatu aturan yang logis dan
sistematis.
Tokoh dan Pemikiran
1.
AL-KINDI
Nama Al-Kindi dari nama sebuah suku, yaitu banu kindah
yang suku keturunan kindah, yang berlokasi di daerah selatan Jazirah Arab, dan
nama lengkap: Abu Yusuf Ya’kub Ibnu Ishak al-sabah, Ibnu Imran, Ibnu
al-Asha’ath, Ibnu Kays al-Kindi, keturunan susu kays. Gelar Abu Yusuf (bapak
dari anak yang bernama Yusuf), lahir tahun 185 H (801 M) di Kufah, nama orang
tua Ishak Ashshabbah dengan jabatan Gubernur di Kufah, pada masa pemerintahan
al-Mahdi dan Harun al-Rasyid dari Bani Abbas.
Al-Kindi (801-873 M), di dunia Barat terkenal dengan nama
al-Kindus. Beliau adalah keturunan bangsawan Arab dari kerajaan Kinda (Yaman),
lahir di Basrah pada tahun 185 H anak Ishak al-Shabbah , gubernur di Kufah (Irak)
semasa pemerintahan khalifah-khalifah al-Mahdi dan Harun al-Rasyid.
Al-Kindi mengalami kemajuan pikiran islam dan
penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab, bahkan ia termasuk
pelopornya. Bermacam-macam ilmu telah dikajinya, terutama filsafat, dalam
suasana yang penuh pertentangan agama dan mashab, dan dibanjiri oleh paham
golongan Mutazilahserta ajaran-ajaran Syah.
Karyanya al-Kandi banyak mengarang buku yang kurang lebih
berjumlah 241 dalam berbagai bidang ilmu terutama bidang filsafat, logika,
aritmatika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik optika, musik,
matematika, dan sebagainya.
Isi karangan-karangan tersebut bermacam-macam antara lain
bidang filsafat, logika, aritmatika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik
optika, musik, matematika, dan sebagainya. Al-kindi tidak banyak membicarakan
persoalan-persoalan filsafat yang rumit dan yang telah dibahas sebelumnya, akan
tetapi dia tertarik dengan definisi-definisi dan penjelasan kata-kata dan lebih
mengutamakan ketelitian kata-kata dari pada menyelami problema-problema
filsafat.
Karangan-karannya terkenaldikemukakan oleh seorang ahli
penemuan jerman, yang hillmuth Ritter diperpustakaan aya sofra, istambul, dan
terdiri dari 29 risalah yang membicarakan persoalan alam dan filsafat yaitu ke-Esahan
Tuhan, akal, jiwa, filsafat, pertama. Risalah-risalah tersebut diterbitkan
dimesir oleh M. Abdul-Radi Aburaidah.
Unsur-unsur pada pemikiran al-Kindi adalah:
a.
Aliran Pythagoras tentang matematika sebagai jalan kearah
filsafat.
Pikiran-pikiran Aristoteles dalam soal-soal fisika dan
metefisika, meskipun al-Kindi tidak sependapat dengan Aristoteles dengan
qadimnya alam.
b.
Pikiran-pikiran Plato dalam soal kejiwaan.
Pikiran-pikiran Plato dan Aristoteles bersama-sama dalam
soal etika.
Wahyu dan Imam (ajaran-ajaran agama) dalam soal-soal yang
berhubungandengan tuhan dan sifat-sifat.
c.
Aliran Mutazilah dalam memuja kekuatan akal manusia dan
dalam menakwilkan ayat-ayat Al-Quran.
d.
Pandangan Al-Kindi tentang Filsafat
Filsafat ialah ilmu tentang hakikat (kebenaran) sesuatu
menurut kesanggupan manusia, yang mencakup ilmu ketuhanan, ilmu ke-Esaan. Ilmu
keutamaan (Fadillah), ilmu tentang semua yang berguna dan cara memperolehnya,
serta cara menjahui perkara-perkara yang merugikan. Jadi tujuan-tujuan filosof
bersifat teori, yang mengetahui kebenaran, dan bersifat amalan, yaitu
mewujudkan kebenaran tersebut dalam tindakan, semakin dekat kepada kebenaran
semakin dekat pula kepada kesempurnaan.
2.
AL-FARABI
Abunasr Muhammad Al-Farabi (870-950 M). Beliau adalah
seorang muslim keturunan Paris, yang didirikan dikota Farab (turkestan), anak
muhammad Ibnu Auzaigh panglima perang persia dan kemudian berdiam di Damsyil.
Al-Farabi belajar di Baqdhah dan harran, kemudian ia pergi ke suria dan mesir,
Al-Farabi diambil dari kota Farab, dimana ia dilahirkan pada tahun 257 H (870
M). Ayahnya adalah seorang Iran dan kawin dengan wanita Turkestan. Kemudian ia
menjadi perwira tentara turkestan, karena itu al-Farabi dikatakan berasal dari
keturunan turkestan dan kadang-kadang juga dikatakan dari keturunan Iran.
Ibnu Sina pernah mempelajari buku metafisika karangan
Aristoteles dari empat kali, tetap belum juga mengartikan maksudnya, setelah ia
membaca karangan al-Farabi yang berjudul Aghradi kitabi ma ba’da at-Thabi’ah
(intisari buku metafisika), baru mengerti apa yang selama ini dirasakan sukar.
Karya-karyanya
a.
Aghadlu ma Ba’da at-Thabi’ah
b.
Al-Jam’u bai’na Ra’yai al-hakimain (mempertemukan
pendapat kedua filosof, maksudnya Plato dan Aristoteles)
c.
Tahsil as-sa’adah (mencari kebahagiaan)
d.
Uyun ul-masail (pokok-pokok persoalan)
e.
Ara-u Ahl-il madinah al-fadilah (pikiran-pikiran penduduk
kota utama , nageri utama)
f.
Ih-sha’u al-ulum (statistik ilmu)
Tuhan itu Maha Esa, tidak terbatas dalam segala
sesuatunya, hal-hal yang membatasi berarti tuhan tidak Esa lagi. Seperti
memberi definisi kepada sesuatu benda atau barang, lain halnya dengan sebagai
mana juga manusia, yang dapat diberi definisi sehingga dapat diketahui
pengertian tentang manusia.
Pada manusia dapat didefinisikan sebagai hewan yang
berakal, hewan menunjukkan perbedaan yang ada dari golongannya. Tidak demikian
dengan Tuhan yang mutlak, sebagai substansi oleh sebab itu definisi tentang
Tuhan musthahillah dapat dirumuskan. Suatu rumusan definisi tentang Tuhan
berarti akan mehilangkan ke-Esahan Tuhan, hal ini di kemukakan oleh Al-Farabi
dalam pendapatnya.
3. IBNU SINA
Ibnu Sina dilahirkan dalam masa kekacauan dimana khalifat
abbasiyah mengalami kemunduran dan negeri-negeri yang mula-mula berada dibawah
kekuasaan khalifat tersebut mulai melepaskan diri persatu untuk berdiri
sendiri.
Menurut penyelesaiannya sendiri, Ibnu Sina dilahirkan di
desa Afsyanah, tidak jauh dari di Transoxiana (persia utara).
Ibnu Sina juga mahir dalam kedokteran, ketika ia mencapai
usia 17 tahun. Hibnu Ibnu Sina penuh dengan kesibukan bekerja mengarang: penuh
pula dengan kesenangan dan kepahitan hidup bersama-sama. Ibnu Sina meninggal
pada tahun 428 H (1037 M), ia meninggal Hamadzan pada usia 58 tahun.
Ibnu Sina mempelajari beberapa bidang ilmu pemgetahuan,
antara lain:
a.
Ilmu-ilmu agama
b.
Ilmu-ilmu falsafah
c.
Ilmu-ilmu politik
d.
Ilmu-ilmu kedokteran
e.
Metafikasi Ibnu Sina
Pemikiran metafikasi Ibnu Sina bertitik tolak kepada
pandangan filsafatnya yang menbagi tiga jenis hal, yaitu:
Penting dalam dirinya sendiri, ada perlu kepada sebab
lain untuk kejadiannya, selain dirinya sendiri yaitu Tuhan.
Berkehendak kepada yang lain, yaitu makhluk yang butuh
kepada yang menjadikannya.
Makhluk mungkin, yaitu bisa ada, bisa pula tidak, dan ia
sendiri tidak butuh kepada kejadiannya, maksudnya benda-benda yang tidak
berakal seperti pohon, air, batu, api, dan lain-lain.
4.
AR-RAZI
Ar-Razi dilahirkan di Ravy, di povinsi Khusaran,
dikatakan oleh beberapa ahli telah pandai memainkan harpa pada usia remajanya,
dan oleh yang lain (dikatakan) telah menjadi seorang penukar uang sebelum
beralih ke filsafat dan kedokteran.
Karya-karyanya adalah sebagai berikut:
Sekumpulan risalah logika bekenaan dengan
katagori-katagori, demostrasi, ijogage, dengan logika, seperti yang dikatakan
dalam ungkapan lama islam.
a.
Sekumpulan risalah tentang metafikasi pada umumnya.
Mateni mutlak dan partikular.
Plenum dan vacum, ruang dan waktu.
b.
Fisika.
Bahwa dunia mempunyai pencipta yang bijaksana.
Tentang keabadian dan ketidakabadian Tuhan.
Sanggakan terhadap proclus.
Opini fisika “plutarch” (placita philosophorum).
Sebuah komentar tentang timaeus.
Sebuah komentar terhadap komentar plutarch tentang
timacus.
Sebuah risalah yang menunjukkan bahwa benda-benda
bergerak dengan sendirinya dan bahwa gerakan itu pada hakikatnya adalah milik
mereka.
Obat pencahar rohani (spritual physic).
Jalan filosofis.
c.
Tentang jiwa.
Tentang perkataan imam yang tidak bisa salah.
Sebuah sanggahan terhadap kaum mutazilah.
Metafisikan menurut ajaran plato.
Metafisikan menurut ajaran sokrates.
Sedangkan bukunya yang paling besar adalah “al-Hawi”.
Buku tersebut merupakan sebuah ensiklopedia dan telah diterjemahkan kedalam
bahasa latin oleh seorang yahudi: namanya adalah Faraj Ibnu Salim. Adapun
diantara karya-karyanya yang lain ialah: risalah tentang metafisika, maqhotah fi’imaaraatil
al-iqbali wa al daulah, tentang kelezatan dan ilmu ketuhanan serta ilmu prinsip
yang kekal.
5.
AL-GHAZALI
Abu Hamid Muhammad Al-ghazali lahir pada tahun 1059 M di
Ghazaleh suatu kota kecil yang terletak didekat Thus di Khusaran (Iran), ia
berbelar hujjarui islam, sebutan al-Ghazali diambil dari kata-kata “Ghazalah”
yakni nama kampung kelahiran al-Ghazali, sebutan tersebut kadang-kadang
diucapkan dengan “Al-Ghazzali”. Istilah ini berakal kata pada “Ghazal” artinya
tukang printak benang sebab pekerjaan ayah al-Ghazali adalah memintal benang
wool.
Tokoh terbesar dalam sejarah reksi islam Neo-Platonisme
adalah al-Ghazali seorang ahli Hukum, teolog, filosof, dan sufi, dilahirkan di
Thus (khusaran) pada tahun 1059, pertama-tama al-Ghazali memutuskan perhatiannya
pada ajaran yuris prudensi (fiqh) dengan salah seorang Radzkani, kemudian
berpindah kejurjan dimana ia meneruskan studinya dengan Abu al-Qasim
al-Isma’ili. Meskipun begitu, gurunya yang paling besar adalah al-Juwayni,
seorang teolog Asy’ariyah yang termukakan saat itu. Al-Juwayni memprakasai
muridnya yang brilian ini kedalam studi kalam, filsafat dan logika,
perkenalannya dengan teori dan praktek miskitisme adalah berkat jasa
al-farmatzi (W. 1084). Seorang sufi terkemuka saat itu.
Karya-karya dan pandangan kefilsafannya
Sebagai seorang ilmuan, al-Ghazali berhasil menyusun
buku-buku Tahafutul Falasifah, al-Munqizminadi Dialal, Ihya Ulumuddin, manthik,
faqih, tafsir, akhlak, adat persoalan.
Buku al-Muqidz Minadh (penyelamat dan kesesatan), berisi sejarah
perkembangan alam pikirannya dan mencerminkan sikapnya yang terakhir terhadap
beberapa macam ilmu, serta jalan untuk mencapai Tuhan.
https://nuraisyahaini.wordpress.com/2016/10/01/tokoh-tokoh-filsafat-islam-dan-pemikirannya/ (11.32/4-11-17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar